Sesampainya di Museum Tekstil, tentu saja kami senang. Tanpa info banyak, kami bisa sampai disana dengan selamat. Namun, kami juga agak kaget melihat kondisi museum tersebut; yang ada di depan museum, lebih tepatnya. Di depan pagar museum itu; di trotoar pejalan kaki, banyak sekali pedagang-pedagang barang bekas sedang berjualan. Mulai dari kipas angin, HP, CD bekas, sepatu, tas, baju, hingga barang-barang yang sudah tak diketahui namanya.
Dua minggu terakhir ini, saya beserta pacar, merencanakan pergi ke Museum Tekstil. Alasanya karena kami mendengar bahwa disana workshop untuk membatik. Wow! Kami ingin sekali belajar membuat batik!
Sebagai langkah awal, kami mencari info tentang museum tersebut. Dari beberapa situs internet; wikipedia dan wisata melayu, kami mendapat beberapa info penting:
- Museum ini terletak di jalan Aipda K.S Tubun No.4, Kec. Tanah Abang, Jakarta pusat.
- Buka setiap hari Selasa sampai Minggu, sedangkan libur di Senin dan hari besar.
- Pada Selasa sampai Minggu, buka jam 09.00-15.00 WIB, kecuali hari Jumat, jam 09.00-12.30.
- Bagi perorangan dewasa, tiket masuk seharga Rp. 3000, mahasiswa Rp. 1000, dan anak-anak Rp. 650. Untuk rombongan, dewasa dikenakan biaya Rp. 1500, mahasiswa Rp. 750, dan anak-anak Rp. 500.
Mengapa saya senang sekali ngeteng?
Bagi saya, ngeteng kemudian diartikan sebagai naik angkutan umum ke berbagai tempat.Saya tak tahu darimana asal kata ngeteng ini, tiba-tiba muncul begitu saja. Artinya pun bisa beragam, mulai dari jalan kaki, naik bis, angkot, atau tidak menggunakan kendaraan pribadi. Bagi saya, ngeteng kemudian diartikan sebagai naik angkutan umum ke berbagai tempat.
Pengertian ngeteng inilah yang akan menjadi dasar setiap tulisan di blog ini. Selamat membaca :)